BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Berbagai persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan
sampai lembaga pendidikan di era globalisasi menuntut tim pekerja yang
solid antara pihak sekolah itu sendiri dengan pihak luar, baik instansi atasan
maupun masyarakat. Melalui hubungan kerjasama PGRI antar instansi, maka
administrasi hubungan merupakan salah satu upaya yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan terutama di kedua instansi tersebut.
Ketika hubungan PGRI antar
instansi ini dapat berjalan harmonis dan dinamis dengan sifat pedagogis,
sosiologis dan produktif, maka diharapkan tercapai tujuan utama yaitu
terlaksananya proses pendidikan di kedua wilayah secara produktif, efektif, efisien
dan berhasil sehingga menghasilkan out-put yang berkualitas secara inteletual,
spritual dan sosial.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan PGRI
dengan Education International?
C. Tujuan
Untuk mengetahui
bagaimana hubungan PGRI dengan Education International.
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan ini
adalah agar pembaca mendapatkan pengetahuan yang lebih mengenai hubungan luar
negeri antara organisasi PGRI dengan Education International (EI).
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Hubungan Luar Negeri PGRI dengan Education International (EI)
Menurut etimologi (arti kata), kemitraan
adalah perihal hubungan atau jalinan kerja sama sebagai mitra. PGRI sebagai
organisasi pejuang pendidik dan pendidik pejuang selalu berusaha menjalin serta
mengembangkan kemitraan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan dengan
berbagai pihak, bahkan PGRI sudah menjalin hubungan secara internasional.
Nilai – nilai yang dikembangkan berdasarkan
kemitraan diantaranya adalah:
1. Menumbuhkan
semangat rasa persatuan dan kesatuan.
2. Menumbuhkan
rasa kesetiakawanan/solidaritas.
3. Menerima,
membantu dan merasakan penderitaan orang lain.
4. Meduli
terhadap keadaan masyarakat.
Salah satu strategi PGRI untuk mencapai Visi
dan Tujuan organisasi adalah melakukan kerjasama dengan masyarakat, Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan Organisasi Massa lain atau sering disebut hubungan
kerjasama PGRI secara vertikal, horizontal dan hubungan luar negeri.
Education International (EI) adalah
suatu serikat pekerja atau organisasi guru dan personal pendidikan dengan
24.000.000 anggota. Mereka dalah para guru dan pekerja di sektor pendidikan
dari tingkat pra-sekolah sampai perguruan tinggi yang berasal dari 304
organisasi di 155 negara.
EI mempunyai hubungan kerja dengan UNESCO, termasuk IBE
(international Buereau of Edication atau Biro Pendidikan Internasional) serta
memiliki status konsultatif dengan United Nation Economics and Social Council
(ECOSOC) ataunDewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa Bangsa. Secara
khusus, EI bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan bersama dengan WHO, UNAIDS,
ILO, World Bank, dan Organization for Economic Cooperation and Development
(OECD).
Hubungan tersebut memberikan kesempatan bagi EI dalam
mempromosikan tujuan guru dan pekerja pendidikan di forum internasional dan
dalam memberikan masukan dalam diskusi ketika sedang menyusun keputusan tentang
kebijakan penting.
Program dan anggaran belanja EI diadopsi setiap tiga
tahun oleh Kongres Dunia Education International, yang dihadiri oleh
semua organisasi anggota EI dan para pengamat dari organisasi internasional
serta lembaga-lembaga antara negara. Resolusi kebijakan EI diadopsi dan Dewan
Pimpinan Pusat dipilih di Kongres Dunia yang terakhir diselenggarakan di
Jontien, Thailand, pada bulan Juli 2001.
Sekretariat Markas Besar atau Kantor Pusat EI teretak di
Brussel Belgia. Kantor-kantor kawasan terletak di Afrika (Lome, Togo), Asia
Pasific (Kuala Lumpur, Malaysia), dan Fiki, Eropa (Brussel, Belgia), Amerika
Latin (San Jose, Cose Rica) dan Amerika Utara dan Karibia(santalucia). Setiap 3
tahun sekali di tiap-tiap kawasan diselenggarakan Konvereverensi Regional.
Secara khusus, EI bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan
bersama dengan WHO, UNAIDS, ILO, World Bank, dan Organization for Economic
Cooperation and Development (OECD).
EI dibentuk pada tahun 1993 sebagai hasil penggabungan
antara The International Federation of Free Teacher Union (IFFTU) dan The
World Confederation of Organizations of The Teaching Profession (WCOTP).
Sekertariat pengurus EI bermarkas di Brussels, Belgia,
yang dilengkapi dengan lima departemen yaitu: pendidikan, serikat sekerja, hak
asasi manusia dan keadilan, pengembangan kerjasama, informasi dan administrasi.
Kantor regional EI bermarkas di Afrika (Lome, Togo), Asia (Kuala Lumpur,
Malaysia), Pasifik (Fiji), Eropa (Brussels, Belgia), Amerika Latin (San Jose,
Costa Rica), Amerika Utara dan Karibia (ST. Lucia). Konferensi regional
diadakan setiap tiga tahun oleh negera-negara anggota EI di kawasan yang
bersangkutan untuk menyepakati program dan kegiatan.
Pada tahun 1999, EI mengumpulkan konsorsium yang terdiri
dari rekan kerja sama berikut: Lärarförbundet (Sweden), Utdanningsförbundet (Norway), Japan
Teachers’ Union (Japan), Australian Education Union (Australia)
danNational Education Association (USA)untuk bekerja sama dengan
PGRI untuk menjadi sebuah organisasi guru independen, demokratis dan efektif.
Agenda ini dimulai di dua propinsi pada tahun 2000, dan
dalam tujuh tahun secara bertahap meningkat menjadi 26 dari 33 provinsi.
Program ini terutama menargetkan para pemimpin tingkat provinsi dan kabupaten.
Pertemuan diadakan setiap
tahun untuk mengevaluasi dan merencanakan setiap tahun berikutnya dengan
perwakilan dari organisasi bekerja sama lima.PGRI sekarang
memainkan peran aktif dalam gerakan buruh di Indonesia.
Tujuan PGRI mengikuti organisasi ini adalah:
a) Memperkuat PGRI sebagai
serikat pekerja guru.
b) Membuat organisasi yang
lebih demokratis, independen, transparan dan berkelanjutan.
PGRI mengikutsertakan dirinya dalam organisasi ini tentu
memperoleh manfaat:
a) Membuat kesadaran
serikat buruh, good governance, transparansi dan akuntabilitas di
semua tingkat organisasi.
b) Untuk mendapatkan
alokasi anggaran 20% oleh pemerintah untuk pendidikan di tingkat nasional dan
daerah untuk dapat membahas masalah yang dihadapi oleh pendidikan, guru,
anak-anak, dan untuk mencapai pendidikan berkualitas untuk semua
c) Mempromosikan
partisipasi perempuan dan pemimpin muda dalam proses pengambilan keputusan dan
semua kegiatan serikat.
d) Dibuat kolam pelatih terampil
di tingkat kabupaten dan propinsi.
e) Berkaitan dengan
keuangan organisasi dan membuat organisasi mandiri secara finansial.
f) Peningkatan proses
komunikasi dalam organisasi antara tingkat nasional, provinsi dan kabupaten.
EI bertujuan untuk :
a) Melindungi hak
profesional dan industrial dari para guru dan pekerja pendidikan;
b) Mempromosikan
perdamaian, demokrasi, keadilan sosial, dan persatuan kepada seluruh manusia si
semua negara, melalui pembangunan pendidikan umum berkualitas bagi semua.
c) Memerangi semua bentuk
rasialisme dan diskriminasi dalam pendidikan dan masyarakat.
d) Memberikan perhatian khusus
bagi pembangunan peran kepengurusan dan keterwakilan wanita di masyarakat,
dalam profesi mengajar, dan dalam organisasi guru dan pekerja pendidikan.
e) Memastikan hak-hak
kelompok kelompok yang terlemah seperti masyarakat pribumi, etnik minoritas,
migran dan anak-anak. EI bertujuan dan bekerja untuk menghapuskan pekerja anak
yang merupakan bagian penting dari hak asasi manusia.
Dalam organisasi ini, setidaknya 1.440 pemimpin dan
anggota aktif dari 28 provinsi akan memilikikesadaran dan pemahaman tentang hak
dan tanggung jawab sebagai agen perubahan baik sebagai guru dan anggota serikat
serta keterampilan untuk bernegosiasi dengan masing-masing kabupaten, provinsi
dan pemerintah nasional untuk meningkatkan anggaran pendidikan.
Keikutsertaan PGRI dalam organisasi ini dapat dibuktikan
dengan lima tahun sekali Kongres PGRI berhasil dilakukan, diantaranya di
Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia, ditangani oleh Presiden Republik
Indonesia dan Sekretaris Jenderal Pendidikan Internasional. Pidato Fred Van
Leeuwen sangat menyentuh penonton termasuk presiden negara itu. Hal itu membuat
presiden mengubah pidatonya di tempat, dengan menambahkan instruksi untuk semua
departemen dan semua otoritas pemerintah di semua tingkatan di seluruh
Indonesia untuk bekerja sama untuk mencapai kualitas Pendidikan untuk Semua dan
meningkatkan kesejahteraan dan status guru. Dia mengucapkan terima kasih EI
untuk pekerjaan yang baik dan dukungan dan berjanji bahwa ia akan memenuhi daya
tarik para guru.
Kongres PGRI diubah Konstitusi dan Anggaran dengan
menyatakan bahwa setidaknya 30% dari para pemimpin haruslah perempuan.
Kongres PGRI diubah Konstitusi dan Oleh-Undang-Undang
tentang iuran keanggotaan untuk meningkatkan jumlah iuran oleh tiga kali.
Perubahan konstitusi selalu menjadi topik penting dalam
semua EI-PGRI-Konsorsium Seminar Proyek.
Pada 13 Agustus 2008Mahkamah Konstitusi memenangkan kasus
PGRI untuk meniadakan hukum Taurat Tahun Republik Indonesia Nomor 16 2008
tentang APBN dan pengeluaran, yang melanggar Konstitusi Indonesia 1945 banding
Konstitusi MK kepada pemerintah untuk menyediakan setidaknya 20% dari anggaran
(nasional, propinsi, kabupaten) oleh terbaru tahun 2009.
Kemudian pada 15 Agustus 2008Presiden Republik Indonesia,
Susilo Bambang Yudhoyono, dalam menangani laporan resminya dan pernyataan
pemerintah pada APBN dan Belanja Merencanakan menyatakan bahwa Pemerintah
Indonesia akan mengalokasikan dalam APBN dan Rencana Pengeluaran untuk tahun
2009, untuk memenuhi anggaran pendidikan 20% dari rencana anggaran 2009.
Pada tahun 2009 serangkaian kegiatan yang dilaksanakan.
Rapat evaluasi dan perencanaan diadakan di Jakarta, pada bulan Februari.
Setelah pertemuan ini, serangkaian 32 3 hari seminar provinsi diselenggarakan
dari bulan Juni sampai November di Ambon, Bali, Bangka Belitung, Banten,
Bengkulu, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, DKI Jakarta, Jawa
Timur, Kalimantan Timur, Timur Nusa Tenggara, Gorontalo, Jakarta, Jambi,
Lampung, Maluku Utara, Sulawesi Utara, Sumatera Utara, Riau, Kalimantan
Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan, Jawa Barat,
Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Barat dan Yogyakarta.
Setiap seminar dihadiri oleh 40 peserta dari berbagai
kabupaten di provinsi. Diantara topik yang dibahas adalah: Prinsip Dagang Uni;
Pendidikan Internasional struktur dan program; Kepemimpinan; Proses Pengambilan
Keputusan; Uni Keuangan; PGRI dan Konstitusinya; UU Guru dan Dosen; Negosiasi
dan Perundingan Kolektif.
Selain dari seminar, untuk memperkuat kondisi keuangan
PGRI, anggota mengumpulkan iuran, untuk 3 mata kuliah khusus tentang Keuangan
diadakan di Jakarta pada bulan November dan Desember 2009.
PGRI Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta juga mengadakan
seminar kerjasama dengan Education International pada tanggal
7 sampai 9 Agustus 2009 dengan tema Pemantapan PGRI sebagai Serikat Pekerja
Guru dan Peranannya dalam Pembangunan Pendidikan.
3) The World
Confederation of Organizations of The Teaching Profession (WCOTP)
Pada tahun 1966, PGRI menyatakan dirinya masuk menjadi
anggota organisasi dunia pada kongres WCTOTP (World Confederation
of Teaching Profesion) Congressdi Seoul, Korea Selatan. Kemudian pada
tahun 1979, PGRI menyelenggarakan World WCOTP Congress di Jakarta.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
PGRI merupakan sebuah organisasi yang
berusaha mengembangkan serta memperjuangkan segala hal yang berkaitan dengan
pendidikan. Salah satu caranya adalah dengan menjalin hubungan kerja sama
dengan luar negeri seperti Education International. Tujuannya antara lain
adalah untuk mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi.
Education International bertujuan
untuk melindungi hak para guru serta pekerja pendidikan. Education
International memiliki hubungan kerja sama dengan UNESCO, hubungan tersebut
memberikan kesempatan bagi EI dalam mempromosikan tujuan para pekerja
pendidikan.
Sumber :
https://yuniaminhoos.wordpress.com/2013/12/27/hubungan-pgri-dengan-luar-negeri/
http://nuegraha.blogspot.com/2012/07/hubungan-pgri-dengan-luar-negeri.html